Jumat, 11 Desember 2009

Tip Memelihara Kelinci

TIP MEMELIHARA KELINCI

temen temen aku kan udah lama banget nih melihara kelinci.. nah aku mau bagi2 tips nih..
1.kelinci WAJIB diberi makan setiap hari.. soalnya kalo nggak kelaperan..paling2 2-3 kali sehari anda dapat melihatnya di Jual Kelinci & Kelinci Murah
2.kandng kelinci jangan terlalu kecil dan harus tetap kering.karena kalo basah kelinci mudah sakit. Cthny lihat di Jual Kelinci & Kelinci Murah.
3.makanan kelinci ku sih biasanya di kasih sayur2 segar aja.. kaya wortel,kangkung,sawi,bayem,dll. Tapi, hati2 ya kalo ngasih kangkung..soalnya tergantung kelincinya lemah atau kuat..kalo lemah pasti diare kalo kuat yaaa kasih ajaaa..
oh iya kalau di kasih pelet juga boleh tapi,jangan selamanya juga yaaa nanti kelinci bosen, jenis kelinci bisa anda lihat di Jual Kelinci Murah & Tempat Jual Kelinci..
4. Kelinci boleh2 aja di pegang. tapi jangan sampai menyakiti organ tubuhnya yaaa..nanti kalau dia sakit repot deh..
5.agar Kelinci akrab sering2 ya di helus2.. biar dia ngerasa nyaman
6.kalau kandang kamu dari kawat berhati2lah. soalnya kadang2 kaki kelinci jatuh dan masuk ke lubang. jadi kasih aja alas kaya koran atau karton tebal, coba deh anda lihat di Jual Kelinci Murah & Tempat Jual Kelinci.
7. kasih minum. heii kelinci juga makhluk hidup . so, kasih minum yaaa.
selamat memelihara kelinci

Kelinci bahagia dan sehat adalah idaman dari kita semua sebagai pecinta binatang.

Sekitar setengah dari client saya sengaja beli kelinci sebagai binatang piaraan. Setengahnya lagi mendapat kelinci melalui anaknya atau dari tetangga secara tidak sengaja. Orang-orang yang beruntung yang berniat untuk membeli kelinci memiliki kesempatan untuk memilih kelinci yang sehat. Tapi ini tergantung dari pencarian breeder yang bagus. Tanda-tanda breeder yang baik adalah:
Memiliki lingkungan yang bersih
Member di breeder and show associations
Memberi makanan kelinci yang berkualitas dan bermerek baik
Bangga akan tindakan mereka
Tanda-tanda tidak baik yang perlu yang perlu di lihat meliputi:
Banyak binatang di lingkungan yang kecil
Kelinci yang kotor
Harga discount yang murah
Banyak hewan-hewan di campur di tempat yang besar
Tempat sanitasi yang tidak memadai
Tidak ada stok binatang tua di tempat tersebut
Cara termudah untuk mencari breeder yang baik adalah dari mulut ke mulut. Tempat hewan-hewan ini seharusnya bebas dari kutu, ear mites (kutu telinga), parasit, pasteurellosis (penyakit infeksi yang di tandai dengan infeksi dalam darah) dan treponema (penyebab syphilis). Breedernya seharusnya memiliki hubungan yang erat dan baik dengan dokter hewan yang selalu merekomendasi mereka. Apabila anda berhasil mendapatkan breeder semacam itu, anda telah berada di jalan untuk mendapatkan pet yang sehat.

Sumber
Yang paling penting berikutnya adalah makanan yang layak untuk pet anda. Kelinci adalah "walking brewery" (semacam tempat fermentasi yang berjalan). Walking brewery pada kelinci dapat di artikan tempat fermentasi yang mengandalkan bakteri dalam usus untuk memproduksi nutrient yang di butuhkan oleh kelinci. Masalah utama kelinci yang di bawa ke saya biasanya melibatkan makanan yang tidak layak. Kelinci akan tumbuh sehat apabila di berikan makanan yang kasar dan kandungan tinggi cellulose (sel dinding tanaman) yang sulit di cerna.

Makanan
Kekurangan makanan yang layak adalah penyebab utama dari kekurangan gerakan dalam perut dan usus yang menyebabkan gangguan pencernaan akibat dari isi usus yang tidak bisa berjalan (ini biasa di katakan ileus dan stasis). Akibat dari kekurangan makanan yang layak yang lain adalah:
Pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan
Hati yang membesar
Penyakit saluran kencing
Yang pasti, kelinci yang memiliki masalah ini akan tidak bahagia. Banyak pasien dari saya yang memberikan pelet kelinci yang salah. Pelet kelinci yang ini memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Makanan ini di buat untuk mempercepat pertumbuhan di industri daging dan bulu binatang. Disini, kelinci sering di perkembangbiakan dan umur tidak penting bagi mereka. Lima puluh persen dari makanan kelinci harus merupakan rumput kering yang kasar (timothy, oat grass, meadow grass, atau mulch grass). Di dalam usus, rumput kering dan serat pelet akan di fermentasi oleh bakteri ke dalam bentuk protein yang mudah di serap, asam lemak dan vitamin - terutama vitamin B dan K. Kelinci menyukai makanan seperti pelet, pizza crust, roti, dan makanan meja makan. Tapi makanan semacam ini akan menghasilkan penyakit pada saluran gastrointestinal yang akan berakibat fatal terhadap kelinci. Mesikipun tidak di butuhkan untuk kesehatan, tambahan kale (kailan), collard, parsley, dandelion (bunga kuning yang tumbuh di antara rumput), romaine, endives, chard, pea pod dan pepper akan membuat bahagia kelinci anda.

Habitat
Saya tidak pernah melihat kelinci hidup di tempat yang terlalu luas. Seringkali, kandang kecil yang dipakai waktu mereka masih kecil di gunakan terus hingga mereka dewasa. Kelinci butuh tempat dengan ukuran minimum 24 kaki persegi (1 kaki sekitar 30 cm) supaya mereka bisa beraktifitas dan "berolahraga". Saya suka menempatkan kelinci saya di kandang yang tanpa dasar yang terbuat dari kawat. Dengan menempatkan kelinci di kandang dengan dasar kawat, akan menyebabkan luka, abscess di bagian kaki (infeksi semacam tonjolan kecil), pertumbuhan kuku yang cacat, dan arthritis (sakit pada sendi tulang) pada kaki - masalah umum pada kelinci tua.


Ini adalah salah satu contoh kelinci sehat dan bahagia milik rianhandayani. Kelinci ini di beri nama Princess Charlotte.

Usahakan untuk membuat variasi pada lantai kandang. Satu bagian bisa memakai batu atau keramik yang di balikkan, tempat lain bisa menggunakan kertas koran atau cardboard (kotak dus yang sudah di lempengin), dan tempat yang lain bisa memakai kayu. Apapun dasar lantai yang anda pakai, pastikan tidak beracun karena kelinci akan mencoba memakan beberapa bagian tersebut. Apabila kelinci di lepaskan di dalam rumah, rumah anda harus di pastikan sebagai tempat yang aman bagi kelinci. Kabel elektronik, cat beracun, plastik adalah barang-barang yang memiliki potensial yang membahayakan mereka. Mainan sangat penting sekali untuk membuat senang kelinci anda. Anda bisa menambah kotak dus, mainan anjing dan kucing, dan beberapa tempat air minum.

Kontrol Penyakit dan Parasit
Kelinci sangat mudah di serang oleh kutu anjing dan kucing. Pada umumnya, obat kutu kucing untuk umur 9 minggu ke atas yang telah di setujui oleh FDA akan aman-aman saja di gunakan ke kelinci anda. Biasanya, saya hanya memakai satu atau dua tetes saja pada saat pertama menggunakan dan memperhatikan kelinci tersebut di hari itu. Advantage, produksi dari Bayer Corporation, aman di pakai pada kelinci dengan satu tetes per pound di bagian punggung. Apabila kelinci terlihat terganggu (tidak nyaman) akibat dari obat ini, ini di akibatkan oleh benzyl alcohol yang terkandung di dalamnya. Efek ini hanya sementara saja. Banyak kelinci memiliki ear mites yang di dapatkan dari orang tua mereka. Dengan menggunakan beberapa tetes baby oil pada telinga mereka biasanya sudah bisa membunuh mite tersebut. Pasteurellosis (semacam infeksi pada darah) atau snuffles adalah penyakit yang sulit di sembuhkan pada kelinci dan di peroleh dari pet shop maupun kelinci yang terinfeksi. Penyakit ini bisa di kontrol tapi biasanya tidak bisa di hilangkan secara menyeluruh dengan menggunakan antibiotik seperti enrofloxacin (batryl). Makanan yang baik akan mengurangi kemungkinan gangguan pada perut, usus, dan saluran kencing. Dasar lantai kandang yang layak akan menhindari arthritis. Kotoran kelinci juga seharusnya di cek oleh dokter hewan untuk mendeteksi adanya coccidiosis (semacam penyakit parasit).

Kebanyakan kelinci dewasa yang saya lihat adalah jantan. Ini di karenakan kelinci betina yang belom di hilangkan ovariumnya dan yang tidak di kembangbiakkan cenderung memperoleh kanker pada saluran reproduksi. Proses pembuangan ovarium ini biasanya di sebut spaying. Spaying bukannya proses yang lebih sulit dari spaying yang biasa di lakukan pada kucing mapun anjing apabila di lakukan oleh seorang dokter hewan yang sudah sering melakukannya dan apabila di lakukan sebelum kelinci tersebut melewati umur 6 bulan.

Kelinci adalah binatang yang gentle dan "selalu ingin cari tau". Apabila anda mengikuti petunjuk disini, anda dan pet anda akan menikmati kehidupan yang bahagia.

Kamis, 10 Desember 2009

BUDIDAYA KELINCI MENGGUNAKAN PAKAN LIMBAH PERTANIAN

BUDIDAYA KELINCI MENGGUNAKAN PAKAN LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF
PEMBERDAYAAN PETANI MISKIN
C.M. Sri Lestari, E. Purbowati dan T. Santoso
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penampilan produksi dan feed cost per gain kelinci yang dibudidayakan menggunakan limbah industri pertanian. Materi penelitian yang digunakan adalah 21 ekor kelinci Vlaamse Reus betina yang berumur 4 bulan dengan rata-rata bobot badan awal 1.488,09 + 129,56 g (CV = 8,71%). Kelinci-kelinci tersebut diberi tiga perlakuan pakan mengikuti pola rancangan acak lengkap. Perlakuan pakan yang diterapkan yaitu T1 = rumput lapangan + ampas tahu, T2 = rumput lapangan + ampas tahu dan bekatul, dan T3 = rumput lapangan + bekatul dan konsentrat komersial. Pakan tersebut disusun secara isoprotein. Data konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan yang diperoleh dianalisis ragam, sedangkan feed cost per gain dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,05), tetapi tidak mempengaruhi PBBH dan konversi pakan. Rata-rata konsumsi pakan perlakuan T1, T2 dan T3 berturut-turut 165,05; 157,53 dan 151,85 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian yang diperoleh adalah T1 = 31,93; T2 = 30,53 dan T3 = 33,95 g/ekor, sedangkan konversi pakan masing-masing 5,17 ; 5,16 dan 4,47 untuk T1, T2 dan T3. Feed cost per gain untuk masing-masing perlakuan sebesar Rp. 5.543,08/kg (T1), Rp. 6.911,63/kg (T2) dan Rp. 7.000,46/kg (T3). Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa limbah industri pertanian dapat digunakan sebagai pakan kelinci untuk menghasilkan produktivitas yang setara dengan konsentrat komersial dan menurunkan biaya pakan sebesar 20,82% sehingga cocok sebagai alternatif usaha dalam pemberdayaan petani miskin.
Kata kunci : Budidaya, kelinci, limbah industri pertanian
PENDAHULUAN
Sudah sejak lama (sekitar 20 tahun yang lalu), kelinci dipromosikan sebagai salah satu ternak alternatif untuk pemenuhan gizi (khususnya protein hewani) bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak yang kekurangan gizi . Hal ini karena ternak kelinci dapat dijadikan alternatif sumber protein hewani yang bermutu tinggi, dagingnya berwarna putih dan mudah dicerna. Kelebihan kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya baik, yaitu kadar proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya rendah (Diwyanto et al., 1985), sedangkan menurut Ensminger et al. (1990), daging kelinci berwarna putih, kandungan proteinnya tinggi (25 %), rendah lemak (4%), dan kadar cholesterol daging juga rendah yaitu 1,39 g/kg (Rao et al. dalam Sartika , 1995).
Menurut Farrel dan Raharjo (1984), kelinci menjadi ternak pilihan karena pakannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, maupun ternak industri yang intensif. Kelinci juga tumbuh dengan cepat, dan dapat mencapai bobot badan 2 kg atau lebih pada umur 8 minggu, dengan efisiensi penggunaan pakan yang baik pada ransum dengan jumlah hijauan yang tinggi..
Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara ternak besar. Di negara sedang berkembang, kelinci dapat diberi pakan hijauan yang dikombinasikan dengan limbah pertanian dan limbah hasil industri pertanian (Sitorus et al., 1982 dan Diwyanto et al., 1985). Limbah industri pertanian seperti ampas tahu dan bekatul dapat digunakan sebagai pakan konsentrat untuk kelinci dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat Indonesia.
Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan ternak. Keberhasilan usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan disamping faktor pemilihan bibit dan tata laksana pemeliharaan yang baik. Agar kelinci dapat berproduksi tinggi, maka perlu dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Ensminger et al. (1990), pakan kelinci dapat berupa hijauan, namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, sehingga produksinya tidak akan maksimum, oleh karena itu dibutuhkan pakan konsentrat.
Kendala penggunaan konsentrat pabrik adalah harganya yang mahal sehingga memberatkan petani peternak, karena biaya pakan sekitar 70% dari total biaya produksi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pangan untuk manusia, maka limbah industri hasil pertanian pun semakin banyak dan dapat menjadi alternatif penyediaan bahan pakan ternak yang potensial termasuk kelinci.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kelinci dengan pakan rumput lapangan dan berbagai konsentrat yang berasal dari limbah industri pertanian (ampas tahu dan bekatul) yang dibandingkan dengan penggunaan konsentrat pabrik. Selain itu, juga untuk mengetahui feed cost per gain kelinci dengan pakan tersebut sehingga dapat direkomendasikan alternatif usaha budidaya kelinci dengan pakan limbah industri pertanian bagi petani miskin.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tampir Kulon, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang selama 16 minggu. Sebanyak 21 kelinci Vlaamse Reus betina umur 4 bulan dengan bobot badan awal 1.488,09+129,56 g (CV = 8,71%), digunakan dalam penelitian pola Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan ransum, yaitu T1 = rumput lapangan + ampas tahu, T2 = rumput lapangan + ampas tahu dan bekatul, dan T3 = rumput lapangan + bekatul dan konsentrat komersial. Bahan pakan tersebut disusun secara isoprotein sesuai dengan kebutuhan ternak kelinci menurut Cheeke et al.(1982). Kandungan nutrisi bahan pakan penelitian terdapat pada Tabel 1, sedangkan komposisi dan kandungan nutrisi pakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penelitian
Bahan Pakan BK Kandungan Nutrisi dalam 100% BK
Abu PK LK SK BETN
------------------------------------- (%) ---------------------------
Rumput lapangan 31,26 10,68 13,11 5,40 30,23 40,58
Konsentrat 78,93 6,86 25,94 8,26 4,71 54,23
Ampas tahu 10,14 4,53 22,23 2,55 29,77 40,92
Bekatul 83,05 46,23 9,67 6,78 26,88 40,44
Keterangan: BK = bahan kering, PK = protein kasar, LK = lemak kasar, SK = serat kasar dan BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian
Komposisi dan Kandungan Nutrisi Pakan Perlakuan
T1 T2 T3
------------------------- (%) ---------------------
Komposisi Pakan
- Rumput lapangan 68,30 60,00 60,00
- Ampas tahu 31,70 33,95 0
- Bekatul 0 6,05 13,81
- Konsentrat komersial 0 0 26,20

Kandungan Nutrisi
- Bahan Kering 24,56 27,21 50,88
- Protein Kasar 16,00 16,00 16,00
Kandang yang digunakan untuk penelitian adalah kandang bertingkat sistem bateray yang terbuat dari bilah-bilah bambu dan sekat kandang dari kawat “strimen”. Ukuran petak kandang adalah panjang 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 60 cm. Kandang tersebut ditempatkan dengan ketinggian 80 cm dari tanah. Masing-masing petak kandang dilengkapi dengan tempat pakan rumput berbentuk V dari bilah-bilah bambu, tempat konsentrat dan air minum berbentuk mangkok dari tanah liat serta tempat garam dari bambu dengan ukuran panjang 20 cm dan diameter 3 cm. Di bawah petak kandang dipasang plastik untuk menampung sisa pakan yang tercecer.
Penelitian dibagi dalam 4 (empat) tahap, yaitu tahap persiapan (2 minggu), adaptasi (2 minggu), pendahuluan (2 minggu) dan pengambilan data (10 minggu). Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah persiapan kandang, alat-alat penelitian, bahan pakan penelitian, dan pemberian obat cacing, obat coccidiosis, obat anti stres dan desinfektan pada kelinci. Pada tahap adaptasi, ternak diberi pakan yang akan dicobakan secara bertahap untuk membiasakan kelinci mengkonsumsi bahan pakan tersebut. Tahap pendahuluan dimulai dengan pengacakan kelinci terhadap penempatan dalam kandang dan perlakuan pakan penelitian. Pada akhir tahap pendahuluan dilakukan penimbangan bobot badan untuk mengetahui bobot badan awal kelinci penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan adalah pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, penimbangan sisa pakan setiap hari dan penimbangan kelinci setiap 15 hari sekali untuk menyesuaikan kebutuhan pakannya. Pakan diberikan 3 kali sehari, yakni pukul 08.00 WIB sepertiga bagian konsentrat, pukul 11.00 WIB sepertiga bagian rumput lapangan, dan pukul 16.30 duapertiga bagian konsentrat dan rumput lapangan. Pemberian garam dan air minum secara ad libitum.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan (BK dan PK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), konversi pakan dan feed cost per gain (FC/G). Konsumsi BK dihitung dengan menyelisihkan jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa dikalikan kadar BK pakan tersebut. Konsumsi PK diketahui dengan mengalikan kadar PK pakan tersebut dengan konsumsi BK-nya. Pertambahan bobot badan harian dihitung dengan menyelisihkan bobot badan akhir dengan bobot badan awal dibagi lama waktu pengamatan. Konversi pakan dihitung berdasarkan jumlah BK yang dikonsumsi dibagi pertambahan bobot badan selama waktu pengamatan. Feed cost per gain dihitung dengan cara membagi jumlah biaya pakan yang dikonsumsi setiap hari dengan PBBH-nya.
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam, kecuali FC/G dengan analisis diskriptif. Perbedaan yang terjadi diuji dengan uji wilayah ganda Duncan (Steel dan Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data konsumsi pakan, PBBH dan konversi pakan disajikan pada Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,05), tetapi tidak mempengaruhi PBBH dan konversi pakan.
Tabel 3. Konsumsi Pakan, PBBH dan Konversi Pakan Kelinci Penelitian
Parameter T1 T2 T3
Konsumsi (g/ekor/hari)
- BK hijauan 56,86 59,79 111,91
- BK konsentrat 108,19 97,74 34,94
- BK total 165,05a 157,53b 151,85b
- PK total 18,92a 14,72b 14,18b
PBBH (g) 31,93a 30,53a 33,95a
Konversi Pakan 5,17a 5,16a 4,47a
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05
Konsumsi Pakan
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa konsumsi BK total kelinci yang mendapat pakan rumput lapangan dan ampas tahu (T1) lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kelinci yang mendapat rumput lapangan, ampas tahu dan bekatul (T2) atau kelinci yang mendapat rumput lapangan, bekatul dan konsentrat (T3). Hal ini menunjukkan, bahwa ransum T1 lebih palatabel daripada ransum T2 dan T3. Selain itu, ransum T1 mengandung ampas tahu basah sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh kelinci dan dapat meningkatkan konsumsi BK total. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3, bahwa konsumsi konsentrat pada T1 (ampas tahu) lebih tinggi daripada T2 (ampas tahu dan bekatul) dan T3 (bekatul dan konsentrat komersial). Konsentrat komersial dengan bekatul bahkan tidak palatabel, yang ditunjukkan dengan konsumsi konsentrat yang paling rendah, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Menurut Aritonang dan Silalahi (1992), palatabilitas pakan pada ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal (kebiasaan, umur dan selera). maupun faktor eksternal (sifat pakan yang diberikan dan kondisi lingkungan). Lebih lanjut dijelaskan bahwa palatabilitas berkaitan dengan bau, rasa, dan tekstur yang dapat mempengaruhi selera makan. Cassady et al. (1971) menjelaskan bahwa kelinci mempunyai kemampuan yang tinggi untuk membau dan merasakan pakan yang tersedia serta sangat selektif terhadap pakan yang disukai. Menurut Parakkasi (1999), faktor yang dapat mempengaruh konsumsi pakan pada ternak adalah tingkat palatabilitas ternak terhadap pakan yang diberikan dan sifat fisik bahan pakan tersebut.
Konsumsi PK total kelinci dengan ransum T1 lebih tinggi (P<0,05) daripada ransum T2 dan T3. Konsumsi PK total kelinci ini seiring dengan konsumsi BK totalnya. Semakin tinggi konsumsi BK total, maka semakin tinggi pula konsumsi PK totalnya.
Pertambahan Bobot Badan Harian
Pertambahan bobot badan harian kelinci tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Menurut Tillman et al. (1998), faktor pakan sangat menentukan pertumbuhan, bila kualitasnya baik dan diberikan dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhannya akan menjadi cepat, demikian pula sebaliknya. Pada penelitian ini, konsumsi BK dan PK total yang lebih tinggi pada T1 belum dapat memberikan PBBH yang lebih tinggi pula. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan SK ransum dengan konsentrat berupa ampas tahu pada T1 lebih tinggi (29,77%), dibandingkan dengan konsentrat berupa bekatul (26,88%) atau konsentrat pabrik (4,71%), sehingga konsentrat yang dikonsumsi tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan PBBHnya, tetapi banyak yang terbuang melalui feces. Sanford dan Woodgate (1981) menjelaskan bahwa apabila proporsi SK dalam ransum naik, maka daya cerna zat gizi pakan secara total turun. Dikemukakan oleh Cheeke (1987) bahwa kelinci memerlukan serat di dalam pakannya, bukan karena nilai gizinya, tetapi untuk mencegah enteritis. Rata-rata PBBH kelinci pada penelitian ini adalah 32,14 g.
Konversi Pakan
Konversi pakan hasil penelitian ini juga tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Hal ini berarti banyaknya pakan yang digunakan untuk meningkatkan per satuan PBBH kelinci relatif sama. Menurut Campbell dan Lasley (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kecukupan zat pakan untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan fungsi tubuh lain serta jenis pakan yang dikonsumsi. Meskipun konsumsi pakan pada penelitian ini dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05), tetapi PBBH dan konversi pakannya tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini kemungkinan karena kecernaan pakan yang dikonsumsi rendah sehingga ternak tidak mendapatkan cukup zat-zat pakan yang diperlukan untuk berproduksi yang lebih tinggi.
Pada Tabel 3 secara deskriptif terlihat ada kecenderungan pakan yang mengandung konsentrat pabrik mempunyai konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini kemungkinan karena kadar SK ransum yang mengandung konsentrat pabrik lebih rendah sehingga ransum yang dikonsumsi lebih mudah dicerna dan lebih banyak zat pakan yang tersedia bagi ternak untuk berproduksi.
Feed Cost per Gain
Feed Cost per Gain adalah biaya pakan yang digunakan untuk meningkatkan 1 kg pertambahan bobot badan. Pada saat ini harga rumput lapangan adalah Rp 150,-/kg, ampas tahu Rp 300,-/kg, bekatul Rp 700,-/kg dan konsentrat Rp 3.500,-/kg. Hasil perhitungan FC/G hasil penelitian ini adalah Rp. 5.543,08/kg (T1), Rp. 6.911,63/kg (T2) dan Rp. 7.000,46/kg (T3). Pada perlakuan T1 ternyata menghasilkan FC/G yang paling baik. Hal ini karena pada perlakuan tersebut dapat menghasilkan FC/G yang terendah, artinya biaya pakan yang digunakan untuk meningkatkan 1 kg bobot badan ternak paling murah.
Apabila diasumsikan biaya pakan sebesar 70% dari total biaya produksi, maka biaya total yang dibutuhkan pada perlakuan T1 adalah Rp. 7.918,69/kg bobot badan. Harga kelinci Vlaamse Reus di pasaran saat ini adalah Rp. 20.000,-/kg bobot badan, sehingga pemeliharaan kelinci dengan pakan rumput lapangan dan ampas tahu dapat memberikan keuntungan sebesar Rp. 12.081,31/kg. Jika harga kelinci setelah digemukkan lebih tinggi daripada sebelum digemukkan karena kualitas dan kuantitas dagingnya berbeda, maka keuntungan yang akan diperoleh peternak akan lebih tinggi pula.
Pada tingkat petani peternak, rumput lapangan bisa didapatkan dengan mudah tanpa membeli sehingga hal ini dapat mengurangi biaya pakan. Hasil perhitungan FC/G pada kondisi seperti ini untuk perlakuan T1 menjadi Rp 4.848,79/kg. Akibatnya biaya total menjadi Rp. 6.926,84/kg, sehingga keuntungan per kg bobot hidup menjadi Rp. 13.073,16. Jadi keuntungan yang diperoleh dari pemeliharaan kelinci dengan ransum yang terdiri dari rumput lapangan dan ampas tahu di tingkat petani peternak lebih tinggi. Apabila rumput lapangan diberi harga Rp. 50,-/kg sebagai biaya tenaga kerja petani dalam mengambil, maka FC/G menjadi Rp. 4.961,75/kg, biaya total Rp. 7.088,21/kg dan keuntungan yang diperoleh menjadi Rp. 12.911,79/kg bobot badan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah limbah industri pertanian dapat digunakan sebagai pakan konsentrat bagi kelinci untuk menghasilkan produktivitas yang setara dengan penggunaan konsentrat pabrik. Penggunaan konsentrat dari limbah industri pertanian untuk ternak kelinci dapat menurunkan biaya pakan sebesar 20,82% dibandingkan dengan penggunaan konsentrat pabrik, sehingga cocok sebagai alternatif usaha dalam pemberdayaan petani miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, D dan M. Silalahi. 1992. Ketercernaan nutrisi jagung, onggok, gaplek, ampas sagu, ampas bir, dan ampas tahu untuk babi. Majalah Ilmu dan Peternakan 5 (2):18
Cassady, R.B., P.B. Sawin, dan J.V. Dam. 1971. Commercial Rabbit Raising. United States Department of Agriculture, Washington D.C.
Campbell, J.R. dan J.F. Lasley. 1985. The Science of Animal that Serve Humanity. 2nd Ed., Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi.
Cheeke, P.R., N.M. Patton dan G.S Templeton. 1982. Rabbit Production. 5th Ed. The interstate Printers & Publisher, Inc., Danville.
Diwyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas dan preferensi daging kelinci panggang. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10):427-430.
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan W.Heinemann. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis
Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984. Potensi ternak Kelinci sebagai Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Parakkasi, A., 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sartika, T. 1995. Komoditi kelinci peluang agribisnis peternakan. Semianar Nasional Agribisnis Peternakan dan Perikanan pada Pelita VI. Media Edisi Khusus :397-398.
Sitorus, P., S. Soediman, Y.C. Raharjo, I.G. Putu Santoso, B. Sudaryanto dan A. Nurhadi. 1982. Laporan Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1991. Principles and Procedures of Statistics. A Biometrical Approach. 2nd Ed., McGraw-Hill International Book Company, Tokyo.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

PAKAN KELINCI

Pakan Kelinci

yuk kita bahas soal pakan kelinci, soalnya salah-salah makan,kelinci gampang kena mencret lho….
Kelinci termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat merncerna serat-serat secara baik. Ia memferrmentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum (bagian pertama usus besar) , yang kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran perncernaannya.
Sekitar umur tiga minggu kelinci mulai mercerna kembali kotoran lunaknya, langsung dari anus (proses ini di sebut caecotrophy) tanpa pengunyahan. Kotoran lunak itu terdiri atas konsentrat bakteri yang di bungkus oleh mokus.
Walaupun memiliki caecum yang besar, kelinci ternyata tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak ruminansia murni. Daya cerna kelinci dalam mengonsumsi hijauan daun mungkin hanya 10%.
Di alam, kelinci liar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan jenis pakan yang di kehendaki. Jumlah pakan minimal dan ragam pakan dapat terpenuhi sehingga terjadi keseimbangan dalam pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya. Kalau kebutuhan itu tidak tercapai, dengan sendirinya kelinci berangsur-angsur gugur menghadapi seleksi alam.
Nah untuk kelinci yang di ternak dan hidupnya terbatas di sekeliling kandang. Kelangsungan hidupnya sangat di tentukan oleh perhatian dan perawatan dari si empunya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangbiakannya.
Pakan hijauan yang seimbang terdiri dari hijauan, hay (rumput kering), biji-bijian, umbi-umbian, dan konsentrat. yukk kita jabarin satu-satu…
• Hijauan, sebagai makanan pokok kelinci lazim di berikan oleh peternak kelinci tradisional. Pakan hijauan yang diberikan antara lain rumput lapangan, limbah sayuran (kangkung,sawi,wortel,lobak,caisim,kol, daun singkong),daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun pepaya, talas, dll). Hijauan untuk pakankelinci jangan diberikan dalam bentuk ’segar’, tapi telah dilayukan terlebih dulu untuk mengurangi kadar airnya. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret. Pemberian pakan berupa kubis atau limbah sayuran lain akan membuat kencing kelinci keluar berlebihan. Soalnya limbah itu memiliki kandungan air tinggi.
• Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Rumput itu di keringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tidak rusak, sekaligus mempertinggi kadar kandungan serat kasarnya. Bahan untuk hay antara lain rumput gajah, pucuk tebu, atau rumput lapangan menjelang berbunga. Daun kacang-kacangan yang dilayukan lalu di keringkan seperti hay, juga disukai kelinci.Ketika kelinci sakit terserang mencret, pemberian hijauan dihentikan. Sebagai gantinya diberikan 100% hay.
• Biji-bijian Biji-bijian berfungsi sebagai makanan penguat. Pakan ini diberikan terutama untuk kelinci bunting dan yang sedang menyusui. Jenis pakannya bisa jagung, padi, gandum,kedelai,kacang tanang, dan kacang hijau. Biji-bijian itu sebaiknya digiling atau ditumbuk lebih dulu. Kalau pemberian biji-bijian terasa mahal, dapat dimanfaatkan bekatul, bungkil tahu, bungkil kelapa, atau bungkil kacang tanah. Kelinci muda yang dibesarkan melulu dengan pakan hijauan, sampai umur empat bulan bobot hidupnya hanya sekitar 1.5 kg. Kalau pakannya di tambah bekatul atau biji-bijian,kelinci muda umur empat bulan bisa mencapai bobot rata-rata 4 kg untuk New Zealand White, Californian, dan kelinci potong lainnya.
• Umbi-umbian Ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat diberikan untuk kelinci sebagia pakan tambahan. Sebaiknya umbi yang beracun seperti singkong jangan diberikan mentah, tapi sudah direbus dulu atau dikeringkan menjadi gaplek.
• Konsentrat dalam peternakan kelinci berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi pakan dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai pakan tambahan atau pakan penguat, kalau pakan pokoknya hijauan. Konsentran untuk kelinci dapat berupa pelet (buatan pabrik),bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek.
Yang pasti pemberian pakan-pakan itu mesti seimbang ya…. oo iya untuk hijauan, buat kelinci yang masih kecil atau yang masih di bawah 4 bulan, jangan terlalu banyak di kasih hijauan yaa… untuk menghindari mencret, kalau mau mengganti pakan jg jangan sekaligus, harus bertahap, kalau gak perut si kelinci akan kaget, dan bisa mencret. Kalau saya pribadi sih, buat kelinci kecil cukup di kasih pelet dan daun pisang untuk sehari-hari. Selamat mencoba ya…